Seperti Apa Suasana Belajar “Meaningful Learning” di Museum History of Java? Ayo, Ikut Kunjungan Museum yang Penuh Motivasi!

Setiap sekolah yang berkunjung ke Museum History of Java telah merancang program kunjungan museum yang menerapkan suasana deep learning bagi anak-anak didik. Pihal sekolah dapat berupaya mempersiapkan seluruh materi edukasi dengan baik bahkan jauh sebelum kunjungan berlangsung. Dimulai sejak proses survei museum di mana para guru dengan teliti mencatat setiap materi benda koleksi di dalam ruang koleksi museum. Demi mempersiapkan proses pembelajaran museum ketika kunjungan dimulai beberapa waktu setelahnya.  

Proses deep learning memang harus bermula dari antusiasme pendidik dalam memikirkan suasana outdoor learning seperti apakah yang paling menggugah semangat belajar anak-anak. Pada rencana tersebut Museum History of Java sangat mendukung setiap agenda yang terkonsep sangat edukatif dan menyenangkan bagi setiap anak. 

Semangat Deep Learning yang Meaningful

Di dalam kunjungan outdoor learning Museum History of Java dapat tercermin 3 konsep pembelajaran deep learning yaitu Meaningful, Mindful, dan Joyful

Sedari proses kedatangan anak-anak telah mendapatkan soal-soal mengenai 10 nama artefak benda koleksi museum dalam bahasa inggris. Pada saat eksplorasi ruang koleksi di 5 zona, mulai era purbakala, kerajaan Hindu-Buddha, Syiar Islam era Wali Songo dan kerajaan Demak, hingga kerajaan Mataram Islam, mereka harus sangat serius untuk menemukan benda-benda tersebut, di seluruh ruang koleksi museum.

Proses belajar ini terdukung oleh guide Museum History of Java yang mendampingi anak-anak dalam pencarian serta menjawab pertanyaan mereka. Anak-anak tak hanya tertantang namun juga lebih aktif, kreatif, bersemangat, dan penuh ketelitian, saat menelusuri setiap benda koleksi yang sangat indah. 

Proses inilah yang menempatkan edukasi Museum History of Java dalam pembentukan suasana “Mindful dan Joyful” sesuai tujuan dari pihak sekolah.

Beberapa pendekatan deep learning  berhasil diterapkan  :

1. Eksplorasi dengan Penuh Kesadaran

Setiap anak diajak untuk benar-benar memperhatikan detail artefak, memahami cerita di baliknya, dan merasakan kehadiran sejarah. Bisa diterapkan dengan metode “slow looking”, yaitu mengamati satu artefak dalam waktu lebih lama, mencatat, dan memotret benda koleksi yang harus mereka jawab.

2. Teknologi untuk Pengalaman Imersif

Dengan bantuan Augmented Reality (AR), mereka dapat “merasakan” suasana kehidupan di zaman kerajaan Jawa, bagaimana benda-benda artefak terlihat secara 3D melalui aplikasi Museum History of Java AR, menonton fil teater maupun film 3D, dan masih banyak lagi.

3. Mindful Storytelling

Alih-alih hanya memberikan fakta sejarah, guide museum juga menggunakan storytelling untuk mengisahkan bagaimana sebuah artefak digunakan sejak masa lalu.

Pendekatan mindful melalui kesempatan mengerjakan soal-soal kreativitas ini bisa membuat edukasi di Museum History of Java lebih personal, mendalam, dan berdampak bagi ingatan setiap anak.

Tunggu apalagi? Mari berkunjung ke Museum History of Java Yogyakarta dan ciptakan suasana belajar deep learning yang antusias!

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *