Pendekatan edukatif antara Museum History of Java dengan seluruh sekolah di kota Yogyakarta maupun daerah lain sebagai mitra pendidikan hingga sekarang ini sangat berorientasi pada kebutuhan anak-anak secara inklusif, inovatif, dan bersemangat interaktif.
Museum History of Java menjadi sebuah rumah belajar yang penuh dengan benda bersejarah pada kelima zona benda koleksi dari perjalanan hidup masyarakat di Tanah Jawa. Jalinan kerja sama yang erat dengan sekolah terbentuk di museum ini demi mewujudkan strategi pembelajaran outdoor learning yang sungguh menggugah semangat kreatif anak-anak.
Salah satu kegiatan yang menarik adalah kunjungan dari SMP PGRI Kasihan Bantul. Gagasan dari sekolah untuk memberikan soal-soal pencarian nama benda koleksi di seluruh ruang museum telah membawa anak-anak pada semangat berpikir serta gerak tubuh yang lincah. Mereka juga tertantang untuk mencermati benda koleksi maupun bertanya pada Kakak Pemandu Museum. Sangat luar biasa dan patut mendapat apresiasi baik para siswa, guru pendamping, maupun pihak sekolah.

Pembelajaran Adaptif dan Bermakna
Pada Kurikulum Merdeka, kurikulum adaptif dirancang untuk menyesuaikan materi, metode, dan tempo pengajaran dengan kebutuhan dan kemampuan individu siswa. Kurikulum ini juga yang adaptif bagi kunjungan pelajar di Museum History of Java.
Melalui penyajian visual dan informasi tertulis mereka sangat aktif menganalisis bentuk, fungsi, dan makna sejarah dari setiap artefak, meningkatkan pemahaman berbasis pengalaman langsung.
Pada sisi lain, dalam konteks pendidikan modern, kurikulum adaptif dianggap relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih personal dan responsif terhadap kebutuhan siswa karena mengikuti dan selalu berkembang dengan zaman, dikutip dari situs gtk.kemdikbud.go.id,
Ada beberapa manfaat dari kurikulum adaptif. Seperti halnya yang diterapkan oleh SMP PGRI Kasihan Bantul yaitu guru telah menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar setiap siswa. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan, karena siswa dapat belajar dengan cara yang sesuai, yaitu mengeksplorasi pengetahuan benda koleksi museum.

Pada saat siswa merasa bahwa materi pelajaran relevan dan menantang sesuai dengan kemampuan, sehingga motivasi untuk belajar meningkat. Kurikulum adaptif dalam aplikasinya di Museum History of Java pun sangat membantu siswa merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai potensi terbaik.
Nah, dengan penyesuaian tingkat kesulitan materi dan kecepatan pembelajaran, siswa dapat belajar dengan ritme yang sesuai. Hal ini membuat siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal, karena tidak terbebani oleh materi yang terlalu sulit, atau merasa bosan dengan materi yang terlalu mudah. Itulah mengapa suasana outdoor learning di Museum History of Java menjadi sangat edukatif dan menyenangkan.
Museum History of Java mengadaptasi pendekatan pendidikan adaptif dengan menghadirkan pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pengunjung. Dari ruang koleksi artefak, ruang 3D, hingga diorama, museum ini mengajak pengunjung memahami sejarah Tanah Jawa secara interaktif dan menarik.
Teknologi Augmented Reality (AR)
Museum History of Java juga menerapkan teknologi AR dan QR Movie yang memungkinkan anak-anak menggunakan ponsel mereka untuk melihat rekonstruksi digital artefak atau animasi sejarah langsung di layar mereka. Teknologi ini membuat pembelajaran lebih adaptif, di mana para pelajar dapat menyesuaikan pengalaman mereka sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.
Dengan pendekatan pendidikan adaptif ini, Museum History of Java tidak hanya menjadi tempat menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran inovatif yang menarik bagi generasi modern