Bantul, Gatra.com – Museum History of Java punya langkah beda sebagai tujuan wisata yang sajian utamanya berupa koleksi-koleksi terkait sejarah di Jawa. Demi menarik pengunjung, museum yang berada di Jalan Parangtritis Km 5.5, Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul ini menyajikan atraksi tematik mengikuti momentum perayaan di Indonesia dan dunia.
CEO Marcom D’Topeng Kingdom Group selaku pengelola museum ini, Elly T.Halsamer, mengatakan atraksi tematik juga akan digelar saat menyambut Tahun Baru Cina atau Imlek pada 25 Januari 2020. Ia mengatakan museum akan dipenuhi lampion dan pemandu akan berbusana warna merah.
Saat perayaan Imlek, selama dua hari pengunjung bisa mendapah hadiah berupa voucher yang diambil di pohon angpao yang terpajang di museum. “Hadiahnya berbagai macam, seperti tiket gratis sampai merchandise,” kata dia, Jumat (17/1).
Sajian atraksi ini diyakini bisa menarik pengunjung seperti ketika museum turut merayakan Halloween, medio Oktober 2019.
Saat itu, ketika menyimak penjelasan dari pemandu mengenai koleksi museum, pengunjung dikejutkan oleh munculnya suara jeritan dan tangisan dari lorong museum.
Setelah itu, sesosok ‘hantu’ muncul dari lorong hingga membuat pengunjung berteriak histeris. Hantu itu tentu saja petugas museum yang mengenakan kostum. ‘Hantu’ itu lantas membagikan permen dan bersedia saat diajak berswafoto bersama.
Suasana berbeda juga dialami pengunjung saat perayaan Natal Desember 2019. Saat itu petugas berkostum Sinterklas dan wayang yang bagi-bagi permen dan cokelat juga mampu menghibur pengunjung.
Elly mengatakan museum menyiapkan konsep tersebut agar museum tidak membosankan bagi generasi milenial. “Sudah saatnya museum tampil lebih gaul dan memahami psikologi pengunjungnya,” katanya.
Menurutnya, museum bukan hanya menyajikan koleksi, melainkan juga perlu didukung kecanggihan teknologi. “Dengan layanan digital, museum akan membuat semakin betah pengunjung,” ucapnya.
Direktur Humas Musuem History of Java Yogya Ki Bambang Widodo menambahkan pengunjung akan mendapat pengalaman berbeda melalui program tematik ini. “Pengunjung tidak mudah bosan karena mendapat pengalaman yang seru. Karena diajak aktif di seluruh indera, seperti mata, telinga, dan lainnya,” paparnya.
Museum yang beroperasi sejak 2018 ini memiliki ratusan koleksi benda purbakala masa prasejarah hingga kerajaan-kerajaan kuno, dari Majapahit, Demak Bintara, Cirebon, Tarumanegara, sampai Mataram Islam. Dengan sentuhan digital, museum ini dilengkapi teknologi Augmented Reality, video mapping, dan fasilitas theater.