Pengaruh Budaya Hindu Di Pulau Jawa :
Version Indonesia :
Ada banyak teori mengenai banyak penyebaran budaya hindu di jawa, misalnya teori Van Leur yang menyatakan penyebaran melalui para Brahman, ataupun teori Krom Yang menyatakan bahwa budaya Hindu dibawa oleh pedagang dari indonesia. Agama Hindu sendiri diterima dengan terbuka di jawa dan berkembang dengan pesat. kedatangan agama Hindu (Di Indonesia) tidak memberangus budaya asli, tetapi justru menjiwai sistem budaya yang telah ada, sehingga mencerminkan nilai kebenaran, kebajikan dan keindahan (sathyam, sivam, sundaram). (Wayan Suja, 2003:6).
Hal utama yang menjadi pengaruh terbesar dari hadirnya budaya Hindu di Jawa adalah berlakunya sistem kasta yang sebelumnya tidak ada. selain itu adalah menyebarnya pemahaman kosmologi alam semesta berdasar ajaran Hindu, dimana alam dibagi 3 (Swakarya, Bhuwarloka dan Bhurloka) serta daur penciptaan alam dalam 3 tahap (Srsti, sthiti dan pralina) dan tiap tahap dibagi dalam 4 kurun jaman besar (Kertayuga, Tetrayuga, Dwaparayuda dan Kaliyuga).
Version English
There are many theories about the spread of Hindu culture in Java, for example the Van Leur theory which states the spread through the Brahmans, or the Krom theory that the Hindu Culture was brought by merchants from india Hinduism itself is openly accepted in Java and is growing rapidly. The arrival of Hinduism (In Indonesia) does not suppress the original culture, but instead animates the existing cultural system, thus reflecting the value of truth, virtue and beauty (sathyam, sivam, sundaram). (Wayan Suja 2003:6).
The main thing that became the biggest influence of the presence of Hindu culture in java was the introduction of a caste system that not existed before. Besides, it is spreading the understanding of cosmologi of the universe based on Hinduism, where nature is divided into 3 (Swakaria, Bhuwarloka, and pralina) as well as the natural creation cycle in 3 stages (Srsti, sthiti and pralina) and each stage is divided into four great periods (Kertayuga, Tetrayuga, Dwaparayuga and Kaliyuga).
want to know more, please come e “museum history of java” Yogyakarta