The History of Java Museum Gallery presents photographs of historical objects that are part of the museum’s collection. Here, each image captures the unique details and cultural values attached to these artifacts. These collections invite visitors to delve into the history and meaning embedded in each object, reflecting the long journey of Javanese culture, rich in tradition and historical value.
(Indonesian Version)
Gallery History of Java menghadirkan foto-foto benda bersejarah yang menjadi bagian dari koleksi museum. Di sini, setiap gambar menangkap detail unik dan nilai budaya yang melekat pada artefak-artefak tersebut. Koleksi-koleksi ini membawa pengunjung untuk menyelami sejarah dan makna yang terkandung dalam setiap benda, mencerminkan perjalanan panjang budaya Jawa yang kaya akan tradisi dan nilai sejarah.
1. Arabic Calligraphy Enggraving (Ukiran Kaligrafi Arab)
Material: Copper
Estimate: Ca 16 – 17th Century
Origin: Mataram Islamic Period
Description: Serves as a water container decorated with mythological animals, a dragon, and calligraphy writing which means: 1 Alif Lam Mim, We really have become strong / strong. We believe in our Prophet.
(Indonesian Version)
Material: Tembaga
Perkiraan: Sekitar abad 16 – 17
Asal: Periode Islam Mataram
Deskripsi: Berfungsi sebagai tempat air yang dihiasi dengan binatang mitologi seekor naga dan tulisan kaligrafi yang bermakna: 1 Alif Lam Mim, Sungguh kami menjadi teguh / kuat. Kami beriman kepada Nabi kami. 2 Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung.
2. Ceremonial Axe Candrasa (Pedang Seremonial Candrasa)
Material: Bronze
Estimate: Ca 200 – 100 BC
Origin: Dongson Culture (North Vietnam)
Description: The Candrasa bronze ax is usually used in ancient religious rituals in Java, serving as a symbol of sacrifice.
(Indonesian Version)
Material: Perunggu
Perkiraan: Sekitar 200 – 100 SM
Asal: Budaya Dongson (Vietnam Utara)
Deskripsi: Kapak perunggu Candrasa ini biasanya digunakan dalam ritual kepercayaan kuno di Jawa, fungsinya sebagai simbol pengorbanan.
3. Clothes and Head Band with Rajah Decoration (Pakaian dan Ikat Kepala dengan Dekorasi Rajah)
Material: Cloth and Gold Ink
Estimate: Ca 18 – 19th Century
Origin: Mataram Islamic Period
Description: Berajah vests and headbands are believed to give strength and immunity to the wearer, which is commonly used by fighters and warriors in Java in fighting against the invaders.
(Indonesian Version)
Material: Kain dan Tinta Emas
Perkiraan: Sekitar Abad 18 – 19
Asal: Periode Islam Mataram
Deskripsi: Rompi dan Ikat Kepala Berajah dipercaya memberikan kekuatan dan kekebalan kepada pemakainya, yang biasa digunakan oleh pesilat dan jawara di Jawa dalam melawan penjajah.
4. Hanging Container (Wadah Gantung)
Material: Bronze
Estimate: Ca 9th Century
Origin: Surakarta
Description: Bronze urns to store the ashes of knights who have died. The lid is decorated with carvings in the form of a three-storey mountain representing the mythological mountain Mahameru, which is believed to be the abode of ancestors. The animal profile is representative of the function of the guard.
(Indonesian Version)
Material: Perunggu
Perkiraan: Sekitar Abad ke-9
Asal: Surakarta
Deskripsi: Guci perunggu untuk menyimpan abu para ksatria yang telah meninggal. Tutupnya dihiasi dengan ukiran berbentuk gunung bertingkat tiga yang mewakili gunung mitologis Mahameru, yang diyakini sebagai tempat tinggal leluhur. Profil binatang melambangkan fungsi sebagai penjaga.
5. Javanesse Baking Pan Cooking (Panci Pemanggang Jawa)
Material: Copper
Estimate: Ca 17 – 18th Century
Origin: Mataram Islamic Period
Description: A tool for printing apem cakes used by the Keraton family in Java, typically present during ceremonies to welcome fasting and the Prophet’s Birthday.
(Indonesian Version)
Material: Tembaga
Perkiraan: Sekitar Abad ke-17 – 18
Asal: Periode Islam Mataram
Deskripsi: Alat untuk mencetak kue apem yang digunakan oleh keluarga Keraton di Jawa, biasanya hadir saat upacara menyambut puasa dan Maulid Nabi.
6. Mangkunegaran Legion Helmet (Helm Legiun Mangkunegaran)
Material: Steel, Silver Chrome
Estimate: Ca 19th century
Origin: Mangkunegara, Indonesia
Description: The Mangkunegaran Legion is a modern army formed by Pura Mangkunegaran, known for its high capabilities and toughness in its time. This legion became the mainstay of the Dutch East Indies troops and carried out several missions outside the region, including in Aceh and Tarakan.
(Indonesian Version)
Material: Baja, Perak Chrome
Perkiraan: Sekitar Abad ke-19
Asal: Mangkunegara, Indonesia
Deskripsi: Legiun Mangkunegaran adalah pasukan modern yang dibentuk oleh Pura Mangkunegaran dengan kemampuan tinggi dan tangguh di zamannya. Legiun ini menjadi andalan pasukan Hindia Belanda dan beberapa kali menjalankan misi ke luar daerah, seperti Aceh dan Tarakan.
7. Mushaf Al-Qur’an
Material: Merang Paper
Estimate: Ca 16-17th Century
Origin: Mataram Islamic Period
Description: This book is the Qur’an written on sheets of paper made from merang paper, which is produced from crushed rice stalks, and written in ink made from plants.
(Indonesian Version)
Material: Kertas Merang
Perkiraan: Sekitar Abad 16-17
Asal: Periode Islam Mataram
Deskripsi: Kitab ini adalah Al-Qur’an yang ditulis dalam lembaran-lembaran kertas yang berbahan kertas merang, yaitu batang padi yang dihancurkan, ditulis dengan tinta berbahan tumbuh-tumbuhan.
8. Oil Lamp (Lampu Minyak)
Material: Bronze
Estimate: Ca 11-13th Century
Origin: Kediri Kingdom
Description: This lantern features the motif of Arjuna riding a horse with Dewi Supraba, which is one of the fragments written in the kakawin story Arjuna Wiwaha by Pu Kanwa. The 8 flashpoints of this lantern illustrate Asthabrata’s teachings, which are the 8 requirements to be a good leader.
(Indonesian Version)
Material: Perunggu
Perkiraan: Sekitar Abad 11-13
Asal: Kerajaan Kediri
Deskripsi: Lentera ini memiliki motif Arjuna menunggang kuda bersama Dewi Supraba, yang merupakan salah satu fragmen yang tertulis dalam cerita kakawin Arjuna Wiwaha karya Pu Kanwa. 8 titik api lentera ini menggambarkan ajaran Asthabrata, yaitu 8 syarat untuk menjadi pemimpin yang baik.
9. Pataka
Material: Bronze
Estimate: Ca 14th Century
Origin: Majapahit Kingdom
Description: This item features a Javanese Barong motif with a protruding tongue, typically used by religious leaders to lead a religious ritual in Buddhist belief.
(Indonesian Version)
Material: Perunggu
Perkiraan: Sekitar Abad ke-14
Asal: Kerajaan Majapahit
Deskripsi: Memiliki motif Barong Jawa dengan lidah menjulur, yang biasanya digunakan oleh pemimpin keagamaan untuk memimpin sebuah ritual keagamaan dalam kepercayaan Budha.
10. Standing Lamp (Lampu Berdiri)
Material: Bronze
Estimate: Ca 13th Century
Origin: Singhasari Kingdom
Description: Oil lanterns are used for lighting and have a shape resembling a niche for meditation.
(Indonesian Version)
Material: Perunggu
Perkiraan: Sekitar Abad ke-13
Asal: Kerajaan Singhasari
Deskripsi: Lentera minyak digunakan untuk penerangan dengan bentuk seperti ceruk tempat bertapa.
11. Togog Statue (Patung Togog)
Material: Wood
Estimate: Ca 1 – 5th Century
Origin: Java
Description: In Javanese wayang mythology, Togog is told as the son of God who was born before Semar, but because he is unable to protect the Earth, Togog returns to his origin.
(Indonesian Version)
Material: Kayu
Perkiraan: Sekitar Abad ke-1 – 5
Asal: Jawa
Deskripsi: Dalam mitologi pewayangan Jawa, Togog dikisahkan sebagai putra Dewa yang lahir sebelum Semar, tetapi karena tidak mampu mengayomi Bumi, maka Togog kembali ke asalnya.
The gallery offers an opportunity to uncover the richness and beauty of Javanese history through the diverse collections on display. Each artifact is not just an object, but a silent witness to the long cultural journey that has shaped Javanese society. Through this gallery, we can deepen our understanding, as well as encourage ourselves to appreciate and preserve our cultural heritage.
(Indonesian Version)
Galeri ini menawarkan kesempatan untuk mengungkap kekayaan dan keindahan sejarah Jawa melalui beragam koleksi yang dipamerkan. Setiap artefak bukan hanya sebuah benda, melainkan saksi bisu perjalanan panjang budaya yang telah membentuk masyarakat Jawa. Melalui galeri ini, kita dapat memperdalam pemahaman, sekaligus mendorong diri untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang ada.