Borobudur sudah sangat mahsyur namanya sebagai monumen Buddhist terbesar. Dibangun oleh Raja Samaratungga pada abad ke 9 Masehi di masa kerajaan Medang, dikatakan bahwa candi ini berdiri ditengah danau seperti bunga teratai yang terapung. Candi yang bernama asli Sambara-Budhara ini hilang keindahan nya di sekitar abad ke 10 karena letusan gunung Merapi yang menghancurkan peradaban di Jawa Tengah.
pada tahun 1800 Candi Borobudur kembali ditemukan oleh Thomas S. Raffles. Keadaan nya yang terkubur pasir membuat kondisi candi ini sangat berantakan. bertahun-tahun usaha pemugaran akhir nya pada masa kini candi Borobudur terbentuk kembali. Namun ada salah satu bagian penting yang tidak terpasang yaitu bagian puncak yang bernama Chattra.
Dalam arsitektur Buddhist, Chattra adalah hiasan berbentuk payung diletakan pada puncak bangunan. Fungsi Chattra adalah sebagai simbol pengayoman dan Dharma. Pada awalnya Chattra ini terpasang di puncak Candi Borobudur, terutama di Stupa utama. Chattra ini terbuat dari Batu dengan tinggi 3 meter. Pada awal pemugaran Borobudur Chattra ini sempat diletakan di puncak stupa utama. Namun sekarang Chattra diletakan di Museum Karmawibhangga di dalam kompleks wisata Candi Borobudur
Wacana pemasangan Chattra sedang dilaksanakan, namun sedang dalam perdebatan. Memang baik memasang kembali Chattra pada posisi semula, namun kondisi Borobudur yang sudah stabil bisa terganggu dan cenderung merusak. Selain itu dikhawatirkan kondisi chattra tidak stabil dapat membahayakan pengunjung.