Bencana sering kali terjadi di pulau Jawa, mulai dari puting beliung, banjir, hingga tsunami, yang melanda beberapa bagian pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.
Masyarakat Jawa sendiri sudah cukup familiar dengan bencana, bahkan catatan sejarah membuktikan bahwa di pulau ini beberapa bencana besar telah merenggut banyak korban jiwa dan kerugian, namun masyarakat Jawa mampu bertahan dan pulih dengan cepat.
Masyarakat Jawa sebenarnya memiliki Sistem Peringatan Dini yang sederhana yang telah menjadi bagian dari adat setempat berupa kentongan, secara otomatis, suara kentongan yang dipukul ‘terus-menerus’ akan membuat orang yang mendengarnya menjadi lebih waspada.
Koleksi Kentongan HoJ
Hal ini terungkap saat mengunjungi Museum History of Java, di mana museum ini menyimpan sejumlah kentongan dari berbagai daerah di Jawa. Storyteller juga akan menceritakan fungsi lain dari kentongan yang umumnya terbuat dari kayu yang cukup keras.
Museum yang terletak di Jl. Parangtritis Km 5.5 Sewon Bantul ini memang memberikan informasi yang komprehensif tentang kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu.
Tanpa meninggalkan misi utama pendidikan sejarah dan literasi, Museum History of Java juga bertujuan untuk menjadikan museum yang oleh sebagian orang Indonesia dianggap sebagai tempat yang membosankan dan menyeramkan, menjadi wahana pendidikan yang menarik dan terkini.
Diawali dengan mengajak pengunjung untuk melihat sekilas audio-visual tentang bagaimana Pulau Jawa terbentuk hingga kehidupan masyarakat Jawa. Kemudian pengunjung dapat melihat koleksi museum berupa artefak-artefak sejarah.
Menariknya, pengunjung akan ditemani oleh storyteller museum yang akan menjelaskan dengan menarik tentang isi dan sejarah museum. Tidak hanya itu, Museum History of Java, seperti halnya museum-museum lain dari D’topeng Group, juga dilengkapi dengan Augmented Reality yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto sendiri.
Di dalam zona koleksi, terdapat Paviliun Keraton yang akan menampilkan koleksi dan Papan Edukasi Bilingual mengenai Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, dan Pura Pakualaman.
Setelah zona koleksi, pengunjung akan memasuki zona diorama yang bernama Kampung Selfie Mataraman, di mana pengunjung dapat secara interaktif merasakan hal-hal menarik di masa lalu di pulau Jawa, serta berfoto di papan interaktif 3D.
Jadi, tidak salah jika museum ini menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan saat kita mengunjungi Yogyakarta.