Gunung Api Purba Ngelanggeran Yogyakarta : Berdasarkan bukti endapan yang di hasilkannya, di tengarai pernah terjadi erupsi katastropik Gunung Api Purba Semilir yang kekuatannya nyaris setara dengan Supervolcano Toba disumatera (74.000 Gunung yang lalu) dan Supervolcano Yellowstone di Wyoming, amerika serikat (2,1 juta tahun yang lalu) , kekuatan erupsi gunung api burba semilir saat itu diperkirakan tak kurang dari 10 kali lebih besar dari erupsi gunung Tambora(1815). 100 kali lebih besar dari erupsi gunung Krakatau (1883) dan 1000 kali lebih besar erupsi Gunung St. helena di Washington Amerika Serikat (1980).
Inilah masa-masa gunung api purba mengalami kejayaanya di pulau jawa, namun pada kisaran 16 hingga 2 juta tahun yang lalu (kala miosen tengah hingga pliosen akhir) kegiatan magmatisme di gugusan gunung api purba ini mulai jauh berkurang. paragraph pada kisaran 12 juta tahun yang lalu (kala miosen tengah). mulailah terjadi pelandaian kemiringan penunjaman lempeng samudra indo-australia, sehingga proses pelelehan yang menghasilkan magma ikut bergeser kearah utara, proses ini terus berlanjut sampai sekitar 1,8 juta hingga 11.500 tahun yang lalu (kala pleistosen) dan masih berlanjut hingga saat ini (kala holosen) meninggalkan gugusan gunung api purba yang telah terbentuk sebelumnya disisi selatan pulau jawa.
Pergeseran jalur vulkanik yang mencapai jarak sekitar 50 hingga 100 kilometer kearah utara ini, secara otomatis telah menonaktifkan semua gunung berapi purba, karena suplay magma hasil pelelehan dibawah permukaan bumi telah bergeser ke utara, aktifitasnya gunung api purba seperti Nglanggeran, semilir dan kemungkinan pusat-pusat erupsi lainnya, berangsur-angsur mulai turun, bahkan bisa dikatakan nyaris tak bersisa lagi. kondisi pulau jawa pun mulai relatif stabil, meskipun kegiatan magmatisme tetap ‘terpelihara’ oleh alam, bergeser ke sebelah utara.
Ingin tahu lebih dalam, datang langsung ke “History of Java Museum”, Jl Parangtritis km 5.5, Sewon, Bantul, Yogyakarta!